Selasa, 19 November 2013
Sel
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SEL
Sel merupakan unit struktural dan unit fungsional dari organisme hidup. Dalam arti yang lebih sederhana, sel adalah penyusun dasar pada makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan,bisa dikatakan sel adalah organisasi yang mengatur semua fungsi kehidupan dan berlangsung didalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi apabila semua kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel pertama kali di lihat oleh Aristoteles ( 384-322 SM ). Dia menyatakan bahwa semua makhluk hidup terdiri dari suatu benda hidup atau unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Robert Hooke (1665 M) adalah orang pertama yang menamakan unit struktural yang dilihat oleh Aristoteles, tetapi tak ada satupun orang yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup itu terdiri dari unit atau banda yang serupa. Kemudian pada tahun 1938-1939 M,dua orang ahli biologi yaitu M.J. Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) mendefinisikan dengan jelas bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional pada semua organisme.
2. BAGIAN-BAGIAN SEL
Sel terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi dan spesifikasi tersendiri untuk mendukung semua kegiatan dalam sel.
2.1 Membran sel
Bagian yang melindungi sel dan bersifat semipermiabel, yang artinya tidak dapat dilewati oleh zat-zat tertentu dan hanya bisa dilewati oleh zat-zat tertentu juga.
2.2 Sitoplasma
Cairan yang bersifat koloid dan terdiri dari berbagai macam zat, dan di sitoplasma terjadi fungsi kegiatan utama berlangsungnya kehidupan.
2.3 Inti Sel (Nukleus)
Bagian yang terdapat dalam tengah-tengah sel dan biasanya berbenuk oval. Dalam nukleus terdiri dari benang ribosom dan nukleolus dan juga sebagai pembawa sifat keturunan (RNA dan DNA)
2.4 Retikulum Endoplasma (RE)
Struktur benang-benang yang bermuara di inti sel. Retikulum endoplasma ada dua, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
2.5 Ribosom (Ergastoplasma)
Butiran-butiran yang menempel sepanjang retikulum endoplasma dan ada yang hidup secara soliter atau hidup sendiri bebas di sitoplasma.
2.6 Badan Golgi
Kumpulan ruang, gelembung kecil, dan kantong-kantong yang bertumpuk.
2.7 Mitokondria (The Power House)
Tempat berlangsungnya respirasi untuk mendapatkan energi. Berbentuk seperti cerutu yang berlekuk-lekuk (krista) dan memiliki membran dalam ataupun membran luar.
2.8 Lisosom
Kantong kecil yang bermembran tunggal dan mengandung enzim pencernaan.
2.9 Vakuola
Suatu ruangan dalam sel yang berisi cadangan makanan dan pigmen. Vakuola menagndung garam organik, butir pati, enzim dan glikosida.
2.10 Plastida
Badan bermembaran rangkap yang mamiliki membaran tertentu. Plastida terdiri dari 3 jenis, yaitu kloroplas, lekoplas dan kromoplas.
2.11 Sentrosom
Struktur sel berbentuk bintang yang aktif dalam pembelahan secara meiosis maupun mitosis..
3. STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN SEL
3.1 Membran Sel
Melindungi sel dan mengatur keluar masuknya zat dari dan ke sel.
3.2 Sitoplasma
Tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.
3.3 Inti Sel (Nukleus)
Pusat kegiatan pengaturan sel.
3.4 Retikulum Endoplasma (RE)
3.4.1 Retikulum Endoplasma kasar
Mengumpulkan protein dari dan ke membran sel
3.4.2 Retikulum Endoplasma Halus
Sintesis lipid, glikogen, gliserida dan kolestrol.
3.5 Ribosom (Ergastoplasma)
Tempat terjadinya sintesis protein.
3.6 Badan Golgi
Tempat pengeluaran (sekresi) protein dan lendir.
3.7 Mitokondria (The Power House)
Tempat penghasil energi.
3.8 Lisosom
Mencerna bagian-bagian sel yang rusak atau zat-zat asing. Serta sebagai tempat penyimpanan dan penghasil enzim pencernaan selular.
3.9 Vakuola
Menyimpan cadangan makanan.
3.10 Plastida
Tempat penyimpan makanan, memberi warna hijau pada daun dan membantu proses fotosintesis.
3.11 Sentrosom
Pembelahan sel.
4. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SEL HEWAN DENGAN SEL TUMBUHAN
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Sel tumbuhan lebih besar ukurannya
sel hewan lebih kecil ukurannya
Bentuknya tetap
Tidak memiliki bentuk yang tetap
Memiliki dinding sel
Tidak memiliki dinding sel
Memiliki klorofil(plastida)
Tidak memiliki klorofil(plastida)
Memiliki vakuola besar
Memiliki vakuola tapi kecil
Tidak memiliki sentrosom
Memiliki sentrosom
Jurnal Predator
JURNAL PREDATOR
Pengertian
Jurnal
predator merupakan jurnal yang diterbitkan oleh penerbit predator dengan tujuan
utama untuk menghasilkan uang bagi para penulis jurnal dengan tujuan utama
bisnis dengan mengabaikan etika ilmiah. Jurnal predator ini dapat berkembang
karena didukung oleh adanya jaringan internet yang bebas akses. Menurut Terry
Mart dalam kompas (selasa, 2 april 2013) bahwa jurnal predator adalah istilah yang diajukan pertama kali
oleh Jeffrey Beall, seorang pustakawan yang bekerja di Universitas Colorado.
Jeffrey Beall saat ini secara rutin meneliti semua jurnal-jurnal predator yang
baru muncul yang bersifat open-access (OA),
yaitu jurnal yang hanya tersedia secara on-line,
tidak ada versi cetak. Kalaupun ada, hanyalah versi cetak lepas (reprint)
yang tentu saja sangat mudah dicetak dengan printer masa kini. Ada puluhan
penerbit dan ribuan jurnal yang ia kategorikan sebagai predator. Singkatnya,
jurnal-jurnal predator ini diterbitkan oleh penerbit predator dengan tujuan
utama bisnis, untuk menghasilkan uang bagi si pembuat jurnal. prinsip pendirian jurnal
predator ini adalah: set up homepage, sending spam emails to scientists, seat
back and relax, wait for customer.
Contoh Penerbit Predator
Sumber dari http://scholarlyoa.com/publishers/
Abhinav, A M Publishers, Academe Research Journals, Academia Publishing, Academic and Business
Research Institute, Academic and Scientific Publishing, Academic
Journals, Academic Journals and Research ACJAR, Academic
Journals, Inc., Academic Journals Online (AJO), Academic Publications, Ltd., Academic Research Journals, Academic Research
Publishing Agency, Academic Scholars Publishing House,
Academic
Sciences, Academic Star, Academic World Education & Research Center, AcademicDirect,
Academy
& Industry Research Collaboration Center (AIRCC), Academy
Journals, Academy of IRMBR International Research in Management and
Business Realities, Academy of Knowledge Process,
Academy of Science and Engineering (ASE), Academy
of Science and Social Science (ASSS),
Academy
Publish, Access International Journals, Ada
Lovelace Publications, Advanced Research Journals, Advanced
Science and Engineering Technology Institute (ASET), Advancement and
Development in Technology International (Aditi), AENSI, African Research Review (AFRREV), AgiAl
Publishing House, Aizeon Publishers, Akademik
Plus Publication, AkiNik Publications, American Academic & Scholarly
Research Center (AASRC),
American Scientific Research Journals, American
Society for Science and Engineering, American V-King Scientific Publishing, Annex
Publishers, ANSINetwork, Antarctic
Journals, Aperito Publications, Apex Journals, Applied Science Innovations, Archers
& Elevators Publishing House, ARPN Journals, Ashdin Publishing, Asian Academic Research Associates, Asian Economic and Social Society (AESS), Asian
Online Journals, Asian Research Consortium
Contoh Jurnal
Predator Independen
Sumber dari http://scholarlyoa.com/individual-journals/
Academic Exchange Quarterly, Advances in Forestry Letter, American
Journal of Engineering Research, American Journal of PharmTech Research (AJPTR),
American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics, American Journal
of Social issues and Humanities, American Research Journal, Archives Des
Sciences Journal, Archives of Pharmacy Practice, Asian Journal of Biomedical
and Pharmaceutical Sciences, Asian Journal of Health and Medical Sciences, Asian
Journal of Business and Management Sciences (AJBMS), Asian Journal of
Pharmaceutical and Health Sciences, Asian Journal of Pharmacy and Life Science,
Asian Journal of Pharmaceutical Research and Health Care(AJPRHC), Australian
Journal of Basic and Applied Sciences, Australian Journal of Business and
Management Research (AJBMR), Biosciences, Biotechnology Research Asia (BBRA) British
Journal of Economics, Finance and Management Sciences, British Journal of
Science, Bulletin of Mathematical Sciences & Applications, Bulletin of
Society for Mathematical Services and Standards, Case Studies Journals, ChemXpress,
Computer Science, Chronicle, Computer Science Journal, Current Discovery, Current
World Environment, Direct Research Journals, E-Library Science Research Journal,
ExcelingTech Publishing Company, Ltd., Elixir International Journal (formerly
Elixir Online Journal), Frontiers in Aerospace Engineering, Global Journal of
Management Science and Technology, Global Journal of Medicine and Public Health,
Researchers World – Journal of Arts Science & Commerce, Romanian
Biotechnological Letters, Science International, Seventh Sense Research Group
Journal, South Asian Journal of Mathematics, Technics Technologies, Education
Management, Universal Journal of Applied Computer Science and Technology, Universal
Journal of Computer Science and Engineering, Technology (UniCSE), World Applied
Sciences Journal, World Journal of Science and Technology (WJST).
Cara Kerja
Jurnal Predator
Cara kerja jurnal predator sangatlah
mudah bagi kalangan yang paham dan terlatih dalam teknologi informasi. Hal yang
perlu di jalankan adalah meliputi proses Set-up situs jurnal. Proses ini
dilakukan dengan membuatuat berbagai judul jurnal (dapat mencapai ratusan
jurnal untuk satu publisher), Tambahkan gambar/grafik menarik, Gunakan
OJS, alamat palsu. Hal ini ditujukan untuk menarik para pengguna jurnal.
Kemudian mengirim spam email ke para ilmuwan yang potensial
dan terutama di kirimkan pada ilmuan negara-negara yang berkembang. Ilmuwan negara berkembang
sangat membutuhkan aktualisasi diri melalui jurnal-jurnal dengan "cap
internasional", karena tuntutan profesi untuk meraih hibah penelitian atau
jabatan yang lebih tinggi, meski untuk masuk ke jurnal OA tersebut sang ilmuwan
harus membayar antara ratusan hingga ribuan dolar per makalah. Terbangunlah
"simbiosis" yang saling menguntungkan. Sebenarnya, tidak ada masalah,
jika makalah yang masuk benar-benar diperiksa oleh juri yang mumpuni,
benar-benar sebidang dan menggunakan standar ilmiah internasional. Namun,
hampir semua jurnal ini menjamin makalah pasti diterima. Atau dengan artikulasi
yang lebih baik: makalah yang masuk pasti diterima, asalkan bayaran diterima.
Kemudian hal yang terakhir adalah bersantai dan menunggu konsumen yang akan
membeli jurnal yang ada.
Ciri-ciri Jurnal Predator
1.
Publishing fee atau biaya
pembuklikasi memiliki harga yang sangat mahal, tidak ada peluang terbit jika
tidak membayar
2.
Jurnal
konvensional/komunitas defaultnya
gratis
3.
Volume atau tahun
terbitnya baru atau relatif baru
4.
Mengirim banyak spam email
seperti call for papers, editors, referees
5.
Sulit dicari alamat daratnya
karena jurnal yang digunakan merupakan jurnal predator yang tidak jelas asal
usulnya. kebanyakan alamat palsu atau P.O.Box yang disewa
6.
Mayoritas dioperasikan dari
India, Pakistan, dan Afrika
Perkembangan Prosesor
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
era yang maju ini semua kegiatan dan pekerjaan yang kita lakukan setiap hari
selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang mempermudah dan mempercepat
pekerjaan ataupun kegiatan kita, begitupun dengan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi informasi. Teknologi
informasi sendiri merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses penggunaan
sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. Alat bantu utama
dalam teknologi informasi sendiri adalah seperangkat komputer.
Komputer
merupakan sebuah mesin yang dapat menerima, mengolah, dan menyimpan data. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perkembangan komputer sangatlah cepat yang dimulai dari
komputer generasi pertama (1946-1959) yang memiliki ciri khas bentuknya yang
besar, memori penyimpanan yang kecil dan membutuhkan banyak daya listrik,
hingga komputer generasi kelima yang berbanding terbalik dengan komputer
generasi pertama.
Dalam
perkembangan komputer juga tidak lepas dari perkembangan kecepatan pengolahan
data dari komputer tersebut, selain dari aspek bentuk dan kapasitas
penyimpanan. Komponen yang sangat berperan dalam kecepatan proses pengolalahan
data adalah sebuah prosesor. Menurut Eritristiyanto (2010) processor adalah Chip yang sering disebut dengan Microprocessor yang sekarang ukurannya
sudah mencapai gigahertz. Dengan ukuran tersebut merupakan hitungan kecepatan processor dalam mengolah data ataupun
suatu informasi.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis mencoba untuk membahas tentang perkembangan processor dari era komputer generasi
pertama hingga generasi kelima yang masih dikembangkan sampai sekarang agar
bisa membantu lebih mudah memahami perkembangan kecepatan pengolahan data dari
sebuah komputer.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka rumusan makalahnya adalah:
1. Bagaimana
peran processor dalam kecepatan komputer?
2. Bagaimana
perkembangan processor dari generasi
pertama hingga sekarang?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
yang menjadi tujuan pada penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk
mengetahui peran processor dalam
kecepatan komputer.
2. Untuk
mengetahui perkembangan processor
dari generasi pertama hingga sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Processor dalam Kecepatan Komputer
Processor
(Eritristiyanto,2010) adalah Chip yang sering disebut dengan Microprocessor yang sekarang ukurannya
sudah mencapai gigahertz. Dengan ukuran tersebut merupakan hitungan kecepatan processor dalam mengolah data ataupun
suatu informasi.
Processor adalah perangkat keras yang terdapat pada motherboard yang berfungsi dalam
mengendalikan dan mengatur proses yang terjadi didalam sebuah komputer. Processor
terletak pada socket yang telah disediakan oleh motherboard, dan dapat
diganti dengan processor yang lain asalkan sesuai dengan socket yang ada
pada motherboard. Processor menentukan kecepatan proses yang dilakukan
oleh suatu komputer. Prosesor terdiri atas dua bagian utama, yaitu ALU
(Arithmetic Logic Unit) dan Control Unit. Kecepatan kerja prosesor biasanya
ditentukan oleh kecepatan clock dari Control Unit-nya. Contoh : jika prosesor
memiliki frekuensi clock 350 MHz, berarti kecepatan pemprosesan satu
instruksinya = T = 1/f =1/(350 x 106 Hz), = 0,286 x 10-8detik.
Sederhananya
processor merupakan suatu otak dalam
komputer yang menentukan proses apa yang akan dilakukan oleh komputer dengan
kemampuan yang dimilikinya sesuai aspek dasar yang ditanamkan pada awal
pembuatan prosesor tersebut. Misalnya otak manusia dengan otak pada simpanse
tidak sama dalam kemampuan berpikir dan kecepatan berpikir, hal tersebut
dikarenakan oleh aspek dasar yang ditanamkan sejak awal pembuatan sudah berbeda
meskipun DNA dari simpanse hampir sama dengan manusia.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi terhadap kecepatan processor
ada 3 yang meliputi kecepatan internal (internal
bus), kecepatan eksternal (external
bus) dan kapasitas memori cache (cache
memory). Pertama adalah kecepatan internal yaitu dalam bahasa umumnya biasa
dikenal dengan CPU speed yang dimana semakin cepat kecepatan internal maka
semakin cepat proses pengolahan data yang dilakukan oleh komputer. Selanjutnya
yaitu kecepatan eksternal dimana kecepatan eksternal ini harus didukung oleh
kecepatan motherboard yang dikenal dengan front
side bus (FSB), misalnya apabila kecepatan eksternal CPU 400 HMz maka
motherboard harus memiliki kecepatan yang sama agar selaras untuk mendapatkan
kecepatan yang optimal, dan yang terakhir merupakan kapasitas memori cache yang
dimana memiliki ketentuan apabila semakin besar kapasitas memori cache maka
kemampuan komputer secara keseluruhan akan meningkat.
Tiga faktor yang
mempengaruhi kecepatan dari processor meliputi
kecepatan internal, kecepatan eksternal dan kapasitas momori cache tidak dapat
dipisahkan dikarenakan ketiga komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang
harus diselaraskan dan dipenuhi untuk mendapatkan kecepatan yang optimal dari
suatu processor.
Kegagalan Budidaya Ikan Mas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ikan mas atau Ikan
karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang
bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum
masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920.
Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi
berdasarkan karakteristik morfologisnya. Di Indonesia, ikan mas
memiliki beberapa nama sebutan yakni Kancra, Tikeu, Tombro, Raja, Rayo, Ameh
atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya. Ikan karper sebagai ikan
konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan
ras ikan karper bersisik sedikit. Menurut Rudiyanti (2009), bahwa ikan mas merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis penting, sehingga ikan ini banyak dibudidayakan. Selain dipelihara
dalam kolam-kolam tertentu, ikan mas sering dipelihara di sawah bersama-sama
dengan tanaman padi.
Budidaya pembesaran ikan
emas memiliki potensi yang sangat bai, tetapi dalam penanganan benih harus
diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup dari ikan mas
sendiri. Menurut Gomes (2006) dalam Saepullah, dkk (2013), bahwa dalam
kepadatan ikan yang rendah berdampak pada pertumbuhan yang baik dantingginya
tingkat kelangsungan hidup tetapi produksi per area rendah, sedangkan menurut
islam (2006) dalam Saepullah, dkk (2013), bahwa kepadatan ikan yang tinggi
berdampak pada rendahnya pertumbuhandan meningkatnya stres pada ikan, selain
itu tingginya interaksi sosial pada ikan akanmenimbulkan heterogenitas ukuran
ikan. Kepadatan ikan yang tepat akan meningkatkan total produksi dan biaya
produksi per unit menjadi.
2.2 Rumusan Masalah
Rumusan maslah dalam
penulisan makalh ini adalah:
1.
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
kegagalan budidaya ikan mas (cyprinus
carpio)?
2.
Bagaimana cara penanggulangan faktor
penyebab kegagalan budidaya ikan mas (cyprinus
carpio)?
2.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah adalah:
1.
Mengetahui faktor penyebab kegagalan
budidaya ikan mas (cyprinus carpio).
2.
Mengetahui solusi penanganan terhadap
faktor-faktor penyebab kegagalan budidaya ikan mas (cyprinus carpio)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Budidaya Ikan Mas (cyprinus carpio).
2.1.1
Kualitas air
Kualitas air adalah kondisi
kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metode kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas
air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi,
2009). Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu
terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik,
biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Pemeliharaan ikan yang
dilakukan dalam praktikum finfish menunjukkan bahwa adanya penurunan kualitas
air yang terjadi pada minggu pertama. Hal ini dibuktikan dengan kekeruhan yang
terjadi pada air yang ada dalam wadah budidaya karena tidak dilakukannya
penyiponan yang teratur sehingga membuat kandungan amonia yang ada dalam wadah
bertambah yang diakibatkan oleh adanya penimbunan makanan dan timbunan hasil
sekresi. Selain itu ketinggian air yang minimum juga menyebabkan terjadinya kematian
karena ikan tidak memiliki ruang yang cukup untuk bergerak. Menurut Andayani(2005) dalam Saepullah, dkk (2013), bahwa , sumber amonia
dalam air kolam adalah eksresi amonia oleh ikan dan crustacea.
Jumlah amonia yang dieksresikan oleh ikan bisa diestimasikan dari penggunaan
protei netto( Pertambahan protein pakan- protein ikan) dan protein prosentase
dalam pakan dengan rumus :
Amonia – Nitrogen (g/kg pakan) = (1-0- NPU)(protein+6,25)(1000)
Keterangan :
NPU : Net protein Utilization /penggunaan protein netto
Protein : protein dalam pakan
6,25 : Rati rata-rata dari jumlah nitrogen.
Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk
kehidupan ikan :
1.
Rendah kadar amonia dan nitrit
2.
Bersih secara kimiawi
3.
Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur
yang memadai
4.
Rendah kadar cemaran organik
5.
Stabil
Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara dengan
baik, maka ikan yang dipelihara mampu memelihara dirinya sendiri, terbebas dari
berbagai penyakit, dan dapat berkembang biak dengan baik.
2.1.2
Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang
penting dalam kegiatan budidaya yang baik. Pakan merupaka suatu hal yang
tercipta karena adanya kebutuhan dari kultivan budidaya agar bisa tumbuh dengan
maksimal. Pakan sendiri terbagi ats dua jenis
yaitu pakan alami dan pajkan buatan. Pakan alami merupakan pakan yang tersedia
oleh alam untuk langsung dimanfaatkan oleh kultivan, sedangakn pakan buatan
adalah pakan hasil dari rekayasa manusia untuk memenuhi kebutuhan pakan dari
kultivan sesuai kebutuhan. Menurut Anggraeni (2013), bahwa pakan buatan adalah
makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan-bahan alami dan atau bahan olahan
yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu
sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan untuk memakannya dengan mudah
dan lahap. Pakan pelet komersial yang digunakan mengandung yaitu 33% protein,
5% lemak, karbohidrat 6% .
Pakan memiliki peranan
penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan
perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus
benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan
menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit nutrisi.
Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan
sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan pemberian
pakan dengan kadar lemak tinggi juga menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin
B1). Penyakit nutrisi dapat dihindari
dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang
lengkap.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa (tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit.
Pemberian pakan yang dilakukan dalam perlakuan budidaya untuk
benih ikan mas yang dilakukan hanya dilakukan sebanyak 2 kali sehari dengan
dosis sebanyak 3% dari berat tubuh. Hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan
benih ikan mas yang memiliki kebiasaan makan lebih dari 2 kali dalam sehari.
Selain itu juga dikarenakan ukuran dari pakan untuk benih ikan mas sendiri yang
terlalu besar untuk bukaan mulut benih ikan mas tersebut sehingga harus
dilakukan adanya penggerusan terhadap pakan yang akan diberikan. Dengan adanya
proses penggerusan tersebut menyebabkan adanaya perubahan daya apung yang
terjadi yaitu yang terlihat dengan pakan yang langsung tenggelam apabila
diberikan kepada kultivan atau dengan kata lain tidak memiliki daya apung. Hal
tersebut diperkuat oleh Saepullah, dkk
(2013), bahwa apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih
diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali
sehari selama 3 minggu.
Adapun bentuk dan ukuran
pakan setiap ikan memiliki ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan bukaan mulut
dari ikan tersebut. Adapun beberapa bentuk pakan yang dikenal antara lain
emulsi, tepung, remah dan pellet.
a. Emulsi
a. Emulsi
emulsi merupakan bentuk
pakan tambahan untuk benih umur 5 – 21 hari. Bahan dari pakan ini terbuat dari
kuning telur ayam dan tepung kedelai dengan perbandingan 1 : 1 serta ditambah
vitamin 1% (vitamin bisa dibeli di apotek)
cara pembuatan larutkan kuning telur ayam rebus dalam 200 ml air matang yang ditambah dengan 40 g tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sebagai perekat ), dan 1 g vitamin.campuran bahan-bahan tersebut di atas diaduk rata sambil di panaskan sampai terbentuk emulsi. Pakan buatan itu cukup untuk benih seberat kira-kira 1 kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama kira-kira 5 hari.pakan ini di berikan dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
cara pembuatan larutkan kuning telur ayam rebus dalam 200 ml air matang yang ditambah dengan 40 g tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sebagai perekat ), dan 1 g vitamin.campuran bahan-bahan tersebut di atas diaduk rata sambil di panaskan sampai terbentuk emulsi. Pakan buatan itu cukup untuk benih seberat kira-kira 1 kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama kira-kira 5 hari.pakan ini di berikan dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
Pakan berbentuk emulsi tidak
boleh disimpan di udara terbuka lebih dari 10 jam. Sebaiknya emulsi ini di
simpan dalam lemari es atau dengan membuatnya setiap akan memberi pakan.
b. Tepung Dan Remah
tepung merupakan pakan
tambahan benih ikan yang berumur antara 21-80 hari.jenis pakan buatan ini
terdiri dari tepung halus untulk benih yang berumur 40-80 hari.pakan buatan
yang berupa tepung ini terbuat dari pellet yang di giling halus dan di
ayak.benih yang berumur antar 80-120 hari tidak di beri pakan berupa tepung
lagi tetapi berupa remah.pemah merupakan pecahan pellet kering.
c. Pellet
pellet adalah pakan tambahan
yang di cetak dalam bentuk butiran sebesar pil dan diberikan untuk ikan dalam
tahap pembesaran formulasi pellet ada bermacam-macam tergantung dari bahan
dasarnya berikut ini adalah salah satu contoh formulasi pellet.
Tepung ikan……………..50%
Tepung kedelai……………30%
Tepung terigu……………..13%
Kuning telur……………….5%
Premix……………………..2%
2.2 Solusi Penanganan Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Budidaya ikan
mas (cyprinus carpio).
2.2.1
Pemeliharaan Kualitas Air
Kualitas air didefinisikan sebagai kesesuaian air untuk
kelansunggan hidup dan pertumbuhan organisme air. Sifat
biologi air terdiri dari dua parameter, pokok yaitu jenis dan jumlah hewan yang
hidup. Sedangkan sifat kimia terdiri dari lima parameter pokok, yaitu pH,
oksigen (O2), karbondioksida (CO2), alkalinitas dan amoniak (NH3). Untuk
memeriksa kualitas air, sebaiknya minta bantuan balai penelitian, peguruan
tinggi atau instansi terkait lainnya. Menurut
Saepullah, dkk (2013). bahwa beberapa parameter kualitas air yang baik untuk
budidaya ikan mas : suhu air 25 – 30 O C, warna hijau kecoklatan, kekeruhan 20
– 40 cm oleh plankton, oksigen minimal 4 mg/l, karbondioksida maksimal 25 mg/l,
pH 6,5 – 7,5, amoniak maksimal 0,1 mg/l, dan alkalinitas 50 – 30 mg/l.
Pemeliharaan kualitas air
dalam wadah budidaya yang dilakukan praktikum dapat dilakukan dengan cara
melakukan penyifonan yang teratur untuk mengurangi adanya timbunan pakan yang
tidak dimanfaatkan oleh ikan serta mengurangi kandungan amonia yang terkandung
dikarenakan adanya penimbunan hasil sekresi dari ikan yang berupa feses. Dengan
perlakuan penyifonan secara teratur dalam sehari satu kali dan pada waktu yang
sama dikarenakan ikan mas gampang stress apabila terdapat gangguan yang berasal
dari luar wadah budidaya.
2.2.2
Penanganan Pakan
Pakan adalah hal yang harus
diperhatikan dalam kegiatan budidaya agar bisa mendapatkan hasil yang optimal dengan pakan yang efektif dan
efisien untuk ikan. Pakan yang diberikan untuk ikan mas juga harus bebas dari
jamur, penyakit serta juga harus benar dalam penyimpanan. Menurut Anggraeni
(2013) bahwa Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan air tawar yang
banyak dibudidayakan. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat
memangsa berbagai jenis makanan. Kandungan gizi untuk ikan mas yaitu 16%
protein, 2% lemak, 1% karbohidrat.
Ukuran serta banyaknya pemberian pakan untuk benih ikan mas juga harus disesuaikan dengan
bukaan mulut serta kebutuhan dari ikan mas tersebut, selain itu juga untuk daya
apung pakan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan pakan-pakan benih yang
jenis terapung dikarenakan dengan penggerusan pada pakan akan mengakibatkan
pakan kehilangan daya apung, sementara ikan mas yang dipelihara memiliki respon
yang lambat terhadap pakan yang diberikan. Menurut Saepullah, dkk (2013), bahwa apabila
benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm
sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dalam pembuatan makalah “Penyebab
Kegagalan Budidaya Ikan Mas (Cyprinus
Carpio) dan Solusi Penanganan” adalah sebagai berikut:
1.
Kegagalan budidaya ikan mas (Cyprinus
Carpio) yang dilakukan dikarenakan terjadinya penurunan kualitas air yang
terjadi serta tidak sesuainya ukuran, kualitas, dan banyaknya pemberian pakan
dalam sehari.
2.
Solusi penanganan faktor-faktor yang
menyebabkan kegagalan yaitu dengan menjaga kualitas air agar lebih stabil
dengan melakukan penyifonan secara teratur dan juga memperbaiki pakan agar
sesuai dengan kebutuhan ikan.
Langganan:
Postingan (Atom)