Get me outta here!

Selasa, 19 November 2013

Tinjauan Pustaka Histologi


2.1.   Ilmu Histologi
Histologi berasal dari kata histo dan logos.Histo berarti jaringan dan logos berarti ilmu sehingga histologi adalah ilmu yang mempelajari sel, organ dan jaringan tubuh secara mikroskopik. Histologi sangat diperlukan dalam mempelajari struktur jaringan normal suatu organ atau alat tubuh lain baik struktur anatomi maupun fisiologi. Merupakan hal yang sangat penting dalam mengenali suatu kondisi patologi yang merupakan akibat suatu penyakit dan perubahan-perubahan seluler.Ilmu yang mempelajari kelainan jaringan (abnormal) suatu jaringan disebut histopatologi (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2007).
       Struktur jaringan normal atau abnormal dapat dipelajari dengan mikroskop dalam bentuk preparat jaringan. Preparat ini dibuat melalui proses pengolahan jaringan sampai didapatkan preparat yang telah diwarnai. Struktur histologi dapat terlihat dengan jelas sehingga memudahkan pembacaan jaringan.Pembuatan preparat sediaan histologi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan, pengolahan, pengirisan dan pewarnaan jaringan (Panigoro, 2007).

2.2   Pembuatan Preparat Histologi
        MenurutPanigoro (2007), pengamatan histologi jaringan atau organ pada ikan, harus melalui beberapa proses pembuatan. Persiapan preparat jaringan meliputi tahap fiksasi, pelabelan spesimen, refiksasi dan dekalfikasi. Selanjutnya, pengolahan jaringan dilakukan dengan tahap dehidrasi, penjernihan, penyusupan parafin, dan pembuatan blok. Jaringan berparafin  dalam bentuk blok yang akan dibuat irisan tipis jaringan dengan mikrotom sehingga menjadi preparat yang dapat diwarnai dengan beberapa jenis pewarnaan jaringan seperti pewarnaan hematoksilin - eosin, Giemsa, Ziehl - Neelsen dan lain-lain. Preparat yang telah diwarnai dapat diamati struktur jaringannya dengan mikroskop.Pengamatan struktur jaringan dilakukan dengan membandingkan struktur tersebut dengan dengan struktur jaringan normal.

2.3    Organ-organ yang Diamati
2.3.1    Kulit
Tubuh ikan diselimuti oleh kulit.Kulit memilki fungsi penting untuk melindungi dan mempertahankan tubuh terhadap kontak fisik dan serangan pathogen yang berasal dari lingkungan.Kulit bekerja sebagai dinding pertahanan dari masuknya aliran air.Kulit mengalami kerusakan terjadi gangguan osmoregulasi pada daerah tertentu dan ikan berada pada kondisi yang mudah terserang pathogen (Panigoro, 2007).
            MenurutPanigoro (2007), kulit terdiri dari epitel (Ep), dermis (D) dan jaringan bawah kulit (S=subcutaneous).Epitel terdiri dari lapisan sel sisik, namun ini membentuk keratin atau zat tanduk.Sel lendir berada pada lapisan ini dan melindungi tubuh ikan dengan lender.Pada dermis terdapat sisik dan kromatofora.Dermis terletak dibawah epithelias. Dermis ini kaya akan jaringan ikat berserabut, serabut kolagen dan pembuluh darah. Sisik (Sc=scale) ditemukan dalam kantong sisik. Kulit memiliki fungsi penting untuk melindungi tubuh ikan dari kerusakan fisik, namun ikan yang tidak memiliki fisik seperti ikan lele memiliki lapisan epitel yang tebal untuk meningkatkan sekresi lender dalam mempertahankan diri terhadap kerusakan fisik.Jaringan bawah kulit / subcutaneous berada di antara dermis dan lapisan otot (M) yang banyak terdapat dalam jaringan lemak dan pembuluh darah.

Gambar 1.Kongesti (panah hitam) dan hemoragi (panah biru). Pewarnaan
HE, gambar atas 1 bar = 60 μm dan gambar bawah 1 bar = 40μm
Sumber gambar: (F.P, Debby, 2008)
2.3.2    Insang
Insang adalah alat respirasi (pernapasan) pada ikan, larva amphibian dan banyak invertebrata.Fungsi dasarnya adalah pertukaran gas dengan air. Bentuk insang atau formasinya hampir sama dengan bagian atas usus. Air beputar di dalam tenggorokan dan kembali melalui banyak kisi-kisi dalam bagian atas usus.Partikel pakan dan pertukaran gas terjadi (Panigoro, 2007).
            Menurut Panigoro (2007), insang terdiri dari bagian lengkung, gerigi dan filament insang, namun hanya filament insang yang berperan dalam sistem pernapasan eksternal. Lamella insang sekunder dengan bentuk meniscus berbaris sepanjang kedua sisi filament insang.Pemukaan lamella ini tertutup oleh sejumlah lapisan tunggal dari sel epitel. Pembuluh darah kapiler dipisahkan oleh sel pillar yang menyebar di lamella insang sekunder. Sel lendir dari sel khlorida terdapat pada lamella insang sekunder (sel khlorida banyak ditemukan pada insang ikan air laut).
            Menurut Panigoro (2007), insang sangat dipengaruhi oleh perubahan fisika, kimia dan biologi air. Ikan pada setiap waktu berhubungan langsung dengan air (lingkungan) untuk pernapasan eksternalnya. Lamella insang sekunder dapat mengalami penurunan fungsi akibat perubahan pada lamella seperti terjadinya edema dan nekrosis, akhirnya sel yang mengalami nekrosisakan terlepas dari lamella insang sekunder. Banyak kasus, insang yang rusak merupakan degenerasi progresif yaitu lamella menyatu seperti bentuk tongkat pemukul.

2.3.3.   Usus Ikan
Saluran pencernaan dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu rongga mulut, kerongkongan (phariynx, esophagus), perut dan usus.Struktur histologi saluran pencernaan sangat beragam sepanjang saluran tersebut. Saluran tersebut tersusun dari lapisan epitel lendir (Me=micosal epithelium), lamina propia (Lp), submukosa (Sm), Lapisan otot (M= muscularis) dan membran serosa (S).
            Epitel lendir berbentuk kolom sederhana dan berhadapan dengan rongga usus.Selain itu, sel goblet juga dapat ditemukan pada usus.Lamina propia tersususun dari jaringan ikat dan banyak pembuluh darah kapiler.Submukosa terpisah dari lamina propia olah lapisan tipis otot polos yang memanjang. Namun secara histologi submukosa tersusun sama dengan lamina propia. Lapisan otot terdiri dari otot-otot polos yang merupakan otot yang dapat berkerut.Membran serosa terdiri dari sel epitel pipih dan sederhana yang menutupi seluruh permukaan saluran pencernaan (Panigoro, 2007).

2.3.4    Lambung Ikan
Lambung merupakan organ dalam ikan yang terletak pada daerah yang dekat dengan hati dan usus halus. Bagian lambung terdepan berhubungan dengan oesofagus, sedangkan bagian belakang berhubungan dengan usus halus. Lambung memiliki peranan yang sangat penting. Lambung dapat mensekresi getah lambung. Oleh gastric gland yang ada dalam lambung dapat mensekresi enzim–enzim pencernaan yang berfungsi dalam proses pencernaan. Kelenjar gastrik yang terdapat pada lambung merupakan kelenjar yang menghasilkan enzim–enzim pencernaan secara umum, dimana pH lebih rendah. Lambung memerlukan komponen organ lain yang berfungsi sebagai pendukung fungsi pencernaan. Lambung memerlukan kantung empedu, sehingga secara otomatis lambung ini berhubungan dengan hati (Takashima, 1995).
            Menurut Effendie (1989), lambungdimilikioleh sebagian besar ikan. Lambung ikan mempunyai bentuk yang sangat bervariasi.Variasi bentuk lambung ini menunjukkan adanya beberapa adaptasi. Ikan pemakan daging (carnivora), lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti lambung dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Ikan teleostei yang bertulang sejati (Cyprinidae) tidak memiliki lambung. Ikan-ikan tersebut tidak ada kelenjar lambung sehingga makanan dari oesophagus langsung menuju ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsin di antara getah pencernaan. Ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, contohnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).
            Pengamatan makroskopis pada lambung dapat dibedakan 4 daerah yaitu kardia, fundus, korpus dan pilorus. Bagian fundus dan korpus memiliki struktur mikroskopik yang identik, sehingga secara histologis hanya ada tiga daerah. Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan  yang menekuk dengan kedalaman bervariasi ke dalam lamina propria, membentuk foveola gastrika yang di dalamnya bermuara kelenjar-kelenjar tubular bercabang yang khas bagi masing-masing lambung. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat longgar berbaur dengan otot polos dan sel limfosit. Selapis otot polos, yaitu muskularis mukosa, memisahkan mukosa dari submukosa di bawahnya (Junqueira, 1998).
            Batas antara esofagus dan gaster, epitel pelapis langsung berubah menjadi selapis silindris. Lambung, epitelnya berinvaginasi berupa massa tubular simpleksatau tubular bercabang dengan beberapa jenis sel yang berbeda selain sel epitel permukaan. Sel-sel itu adalah sel zimogen (penggetah-enzim), sel parietal (penggetah-asam), sel enteroendokrin (penggetah-hormon) dan sel mukosa leher.Selain sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung mempunyai kelenjar gastrik sebagai penghasil cairan gastrik yang terletak di bagian bawah lapisan epitelium dan berfungsi mensekresi pepsin dan asam klorida (HCl). HCl berperan untuk melepuhkan makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH isi lambung sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat. Lambung juga terdapat sel enteroendokrin yang menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal antara lain gastrin berperan dalam menstimulasi sekresi asam klorida, mukus, enzim pepsin dan pergerakan lambung. Sekretin menstimulasi sekresi cairan empedu pada hatidan sekresi air serta bikarbonat pada pankreas. Kholesistokinin memacu sekresi cairan bila dari kantung empedu. Hormon-hormon yang disekresi tersebut akan masuk ke dalam kapiler darah kemudian melalui sistem sirkulasi, hormon tersebut akan dibawa mencapai organ target (Panigoro, 2007).


2.3.5    Ginjal Ikan    
Ginjal merupakan organ ekskresi pada semua hewan vertebrata.Ginjal mengesekresi produk metabolisme seperti ammonia dan mempunyai fungsi penting dalam memelihara homeostatis.Unit ginjal yang digunakan sebagai organ ekskresi adalah nephron.Sebuah nephron tersususn dari badan malphigi dan saluran kemih.Badan malphigi terdiri dari glomerolus dan kapsul bowman.Badan malphigi dihasilkan urin sederhana.Waktu urin sederhana melewati saluran kemih, bahan-bahan penting diserap kembali dan bahan-bahan tidak penting mengalir keluar dari tempat ini.Ginjal mengalami kerusakan oleh substansi beracun dan infeksi penyakit glomerolus yang rusak tidak dapat melakukan regenerasi sedangkan saluran kemih dapat melakukan regenerasi.
Ginjal ikan memiliki jaringan hemopoietik dan pusat melanomacrophage yang berada di jaringan interstisial dan memproduksi sel darah bersama limpa. Spesies ikan seperti ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan mas koki (Carrasius auratus), terdapat folikel tiroid (unit kelenjar gondok) yang tersebar sepanjang jaringan interstisial (Panigoro, 2007).

2.3.6    Hati Ikan
            Hati merupakan kelenjar pencernaan yang paling besar dan tersusun dari sel parenkhim (hepatosit) dan jalinan serabut.Pembuluh darah arteri hati dan vena bermuara kedalam hati, sedangkan saluran empedu meninggalkan hati menuju usus. Pengamatan secara histologi saluran empedu, pembuluh darah vena dan arteri hati membentuk segitiga Kiernan (Ht=segitiga Kiernan). Segitiga Kiernan adalah titik percabangan antara pembuluh darah arteri, vena dan saluran empedu.Jaringan hati tersusun dari unit yang disebut kamar-kamar sel hati.Kamar-kamar ini mempunyai pusat pembuluh darah vena, darah yang mengalir ke kamar-kamar sel hati dari segitiga Kiernan melewati pusat pembuluh darah vena dan keluar melalui pembuluh daarh vena hati. Proses aliran darah ini secara fisiologi, oksigen dan konsentrasi nutrisi menurun pada pusat pembuluh darah vena dibandingkan pada segitiga Kiernan. Hati ikan sangat berbeda dibandingkan dengan vertebrata lain secara histologi. Salah satu perbedaannya, pada beberapa spesies ikan mempunyai kelenjar pancreas eksokrin yaitu hepatopankreas.Kecenderungan lainnya adalah akumulasi lemak. Kondisi ini sama dengan adanya lemak hati pada mamalia, namun kondisi ini normal dalam ikan yang dibudidayakan (Panigoro, 2007).



2.3.7    Limpa Ikan
            Permukaan limpa dilapisi membran yang tersusun oleh jaringan ikat.Sebagian membrane ini melebar membentuk jaringan, granulasit seperti trabekula.Pembuluh darah arteri menghubungkan percabangan limpa dengan trabekula berukuran kecil membentuk jaringan pembuluh darah kapiler.Limpa tersusun oleh sel-sel yang memenuhi ruang yang saling berhubungan dan terbentuk oleh jaringan ikat.Sel-sel ini adalah erittroblas, eritrosit, limfosit dan makrofaga.Limpa ikan memiliki perbedaan antara pulpa merah dan pulpa putih tidak jelas seperti pada limpa mamalia.Mamalia, pulpa merah mengandung banyak eritrosit, sedangkan pulpa putih mengandung banyal limfosit.
            Menurut Panigoro (2007), limpa merupakan organ yang sangat penting bagi ikan. darah dan substansi asing yang melewati pembuluh darah kapiler masuk ke rongga limpa melalui kumpulan pembuluh darah arteri. Substansi ini digumpalkan oleh melanomacrophage yang berada di sekitar selaput pembuluh darah arteri.



1 komentar: