Get me outta here!

Selasa, 19 November 2013

Tinjauan Pustaka Peranan Kualitas Air Terhadap Budidaya Ikan Gabus


TINJAUAN PUSTAKA
1.1  Ikan Gabus
Ikan gabus (Channa striata) adalah salah satu ikan asli yang hidup di perairan tawar di Indonesia, seperti daerah aliran sungai di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di Sumatera Selatan nilai ekonominya terus meningkat karena ikan gabus selain dimanfaatkan dalam bentuk ikan segar juga telah digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk, pempek dan olahan lainnya. Pemanfaatan ikan ini dari berbagai ukuran, yaitu pada ukuran benih dimanfaatkan sebagai pakan ikan hias, dan pada ukuran konsumsi, ikan ini sangat digemari karena memiliki daging yang tebal dan rasa yang khas. Sedangkan dalam bentuk kering ikan ini diolah menjadi ikan asapan atau ikan asin.
Ikan gabus termasuk dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Pisces, Ordo Labyrinthycy, Famili Chanidae, Genus Channa, dan Spesies Channa striata atau Ophiochephalus striatus. Ikan gabus dapat tumbuh mencapai 45 cm atau 18 inci. Khasiat dan kegunaan Ikan Gabus adalah sebagai berikut : meningkatkan kadar albumin dan daya tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan pasca-operasi, mempercepat penyembuhan luka dalam atau luka luar. Menurut Fadli (2010) dalam jurnal Ulandari (2011) Ikan gabus juga memiliki keunggulan, yaitu 70 % protein, 21% albumin, asam amino yang lengkap, mikronutrien zink, selenium dan iron.
Protein memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh manusia (Sediaoetama,2004), yaitu :
1.    Protein sebagai zat pembangun Untuk fungsi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
2.    Menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai. Mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik yang datang dari luar yang masuk ke tubuh.
3.    Mengatur proses-proses metabolisme tubuh dalam bentuk enzim dan hormone.
4.     Sebagai salah satu sumber energy bersama-sama dengan karbohidrat dan lemak. Dalam bentuk kromosom, protein berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.

1.2  Kualitas Air
Kualitas suatu perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan pertumbuhan makhluk hidup di perairan itu sendiri. Lingkungan yang baik (hiegienis bagi hewan diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Menurut Zonneveld, et. al. (1991) dalam jurnal Minggawati (2012), pertumbuhan dan kelangsungan hidup hewan atau tumbuhan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, pH, DO dan CO2 dan kadar Ammonia (NH3).
Menurut Basmi (2000), Indikator kualitas air yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan untuk budidaya biasanya didasarkan pada faktor fisika dan kimia air pada kolom air. Faktor fisika air yang diamati antara lain suhu, kecerahan, dan partikel tersuspensi, sedangkan faktor kimia antara lain biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dissolved oxygen (DO), alkalinitas, bahan organik, amonia, fosfat, dan lain-lainnya.  Indikator kualitas air yang mulai banyak dikembangkan sekarang ini adalah indikator secara biologi, yaitu pengamatan terhadap organisme yang hidup dalam suatu perairan.
Secara umum kualitas air dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor kimia, fisika dan biologi. Faktor kimia meliputi salinitas, ph, alkalinitas, oksigen terlarut, produktivitas primer, sedimen, serta nutrien. Sedangkan faktor fisika yang mempengaruhi terhadap kualitas air meliputi cahaya matahari, suhu air, kecerahan serta muatan padatan tersuspensi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar