TINJAUAN
PUSTAKA
1.1 Ikan Gabus
Ikan gabus (Channa striata) adalah salah satu
ikan asli yang hidup di perairan tawar di Indonesia, seperti daerah aliran
sungai di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di Sumatera Selatan nilai ekonominya
terus meningkat karena ikan gabus selain dimanfaatkan dalam bentuk ikan segar juga
telah digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk, pempek dan olahan lainnya.
Pemanfaatan ikan ini dari berbagai ukuran, yaitu pada ukuran benih dimanfaatkan
sebagai pakan ikan hias, dan pada ukuran konsumsi, ikan ini sangat digemari
karena memiliki daging yang tebal dan rasa yang khas. Sedangkan dalam bentuk
kering ikan ini diolah menjadi ikan asapan atau ikan asin.
Ikan gabus termasuk dalam Kingdom Animalia, Filum
Chordata, Kelas Pisces, Ordo Labyrinthycy, Famili Chanidae, Genus Channa, dan
Spesies Channa striata atau Ophiochephalus striatus. Ikan gabus dapat
tumbuh mencapai 45 cm atau 18 inci. Khasiat dan kegunaan Ikan Gabus adalah
sebagai berikut : meningkatkan kadar albumin dan daya tahan tubuh, mempercepat
proses penyembuhan pasca-operasi, mempercepat penyembuhan luka dalam atau luka
luar. Menurut Fadli (2010) dalam jurnal Ulandari (2011) Ikan gabus juga
memiliki keunggulan, yaitu 70 % protein, 21% albumin, asam amino yang lengkap,
mikronutrien zink, selenium dan iron.
Protein memiliki fungsi yang sangat penting dalam
tubuh manusia (Sediaoetama,2004), yaitu :
1. Protein
sebagai zat pembangun Untuk fungsi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
2. Menggantikan
sel-sel yang mati dan aus terpakai. Mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik yang datang dari luar yang masuk ke tubuh.
3. Mengatur
proses-proses metabolisme tubuh dalam bentuk enzim dan hormone.
4. Sebagai salah satu sumber energy bersama-sama
dengan karbohidrat dan lemak. Dalam bentuk kromosom, protein berperan dalam
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.
1.2 Kualitas Air
Kualitas
suatu perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan pertumbuhan
makhluk hidup di perairan itu sendiri. Lingkungan yang baik (hiegienis bagi hewan
diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Menurut Zonneveld, et.
al. (1991) dalam jurnal Minggawati (2012), pertumbuhan dan kelangsungan
hidup hewan atau tumbuhan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh suhu,
kecerahan, pH, DO dan CO2 dan kadar Ammonia (NH3).
Menurut Basmi (2000), Indikator
kualitas air yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan untuk budidaya
biasanya didasarkan pada faktor fisika dan kimia air pada kolom air. Faktor
fisika air yang diamati antara lain suhu, kecerahan, dan partikel tersuspensi,
sedangkan faktor kimia antara lain biological oxygen demand (BOD), chemical
oxygen demand (COD), dissolved oxygen (DO), alkalinitas, bahan organik,
amonia, fosfat, dan lain-lainnya. Indikator
kualitas air yang mulai banyak dikembangkan sekarang ini adalah indikator
secara biologi, yaitu pengamatan terhadap organisme yang hidup dalam suatu
perairan.
Secara umum kualitas air dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu faktor kimia, fisika dan biologi. Faktor kimia meliputi
salinitas, ph, alkalinitas, oksigen terlarut, produktivitas primer, sedimen,
serta nutrien. Sedangkan faktor fisika yang mempengaruhi terhadap kualitas air
meliputi cahaya matahari, suhu air, kecerahan serta muatan padatan tersuspensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar